Konser Metallica, Pertunjukan Angklung Garut, dan Balinisasi

Seperti tahun lalu, tahun 2019 ini kembali Universitas Indonesia memberikan dana hibah penelitian. Berbeda dengan tahun 2018 lalu, nama hibah untuk rumpun ilmu sosial dan humaniora adalah PITMA B. PITMA merupakan singkatan dari Publikasi Internasional Terindeks Mahasiswa Magister.

Pada awalnya saya ragu untuk mengikuti hibah PITMA B ini mengingat saya tidak memiliki bimbingan mahasiswa program magister. Namun, salah seorang profesoor di departemen saya mengajukan dua nama mahasiswa program magister. Maka, kembali kembali lah saya mengikuti hibah PITMA B.

Tahun 2019 komposisi anggota mahasiswa peneliti dalam kelompok saya adalah dua mahasiswa program magister dan satu mahasiswa program sarjana. Tahun 2018 lalu anggota mahasiswa peneliti di kelompok saya semuanya dari program sarjana. Untuk tahun lalu di kelompok saya menghasilkan empat artikel (satu dari anggota peneliti) yang masuk dalam rencana Edited Volume Scopus.

Tema penelitian kelompok saya untuk tahun 2019 ini adalah perkembangan musik dan pariwisata di Indonesia dari masa kolonial hingga pascakolonial. Pada awalnya saya membutuhkan waktu untuk memayungi rencana penelitian anggota mahasiswa yang beragam. Ada yang akan meneliti pengaruh konser Metallica tahun 1992 dalam dinamika politik di Indonesia. Lalu ada yang akan membahas perang masyarakat pribumi dalam kegiatan pariwisata di Garut pada masa kolonial (1908-1942). Mahasiswa lainnya akan membahas pandangan surat kabar Belanda terhadap kegiatan turisme di Bali tahun 1920-an hingga 1940-an.

Untuk dua rencana penelitian yang terakhir (tentang pariwisata masa kolonial), saya masih dapat mengikuti dan memberikan arahan karena tema tersebut merupakan minat penelitian saya. Sedangkan untuk rencana penelitian mengenai musik (konser Metallica), saya membutuhkan waktu untuk dapat mengarahkan, memberikan saran dan mendiskusikan tema tersebut. Secara kebetulan pada saat konser Metallica hari pertama di Stadion Lebak Bulus Jakarta, bulan April 1992, saya berada di lokasi. Yang jelas, saya jadi teringat suasana mencekam dan ketakutan pada saat kerusuhan terjadi. Lokasi warung di dekat stadion tempat saya menumpang shalat Mahgrib ketika itu nyaris luluh lantak dimakan api.

Saya cukup beruntung, mahasiswa program magister yang akan membahas pengaruh konser Metallica tahun 1992 dalam dinamika politik di Indonesia adalah seorang wartawan sebuah surat kabar nasional. Dari hasil diskusi, dia berhasil mewawancarai beberapa narasumber penting. Demikian juga dengan anggota mahasiswa peneliti lainnya. Korpus yang mereka gunakan cukup melimpah, tinggal menuangkannya dalam bentuk artikel dan mempresentasikannya dalam konferensi.
Ada dua konferensi yang menjadi tujuan. Pertama konferensi INUSHARTS (International University Symposium on Humanities and Arts) ke-4 dan kedua, APRISH (The Asia-Pasific Research in Social Sciences and Humanities) ke-4. Semoga dilancarkan dan dimudahkan.

Foto: https://seleb.tempo.co/read/507293/metallica-terkenang-konser-20-tahun-lalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *