Lebaran sudah di ambang pintu. Para pemudik berangsur-angsur meninggalkan ibukota menuju kampung halaman masing-masing. Salah satu meme yang beredar tentang berlebaran di ‘kampung halaman’ sangat menggelitik: ‘Pengen pulang ke kampung halaman, tapi lupa halaman berapa?’. Demikian teks yang tertulis dalam meme tersebut.
Tag: achmad sunjayadi
Motif Turis Masa Lalu
Turisme berhubungan dengan mobilitas manusia (perjalanan). Manusia memang menjadi unsur penting dalam kegiatan turisme. Demikian pula dengan sejarah. Sejarah membahas manusia serta berbagai kegiatannya. Maka sejarah turisme menempatkan manusia beserta kegiatannya dalam hal turisme. Ini juga yang berlaku dengan sejarah turisme di Hindia-Belanda.
Turisme dan Industri Kreatif Indonesia yang WOW
Judul : Building WOW Indonesia Tourism and Creative Industry
Penulis : Sapta Nirwandar
Kata Pengantar: Hermawan Kartajaya
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal : xviii + 221 halaman
ISBN : 978-602-033-0875-3
Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, kementerian Pariwisata berdiri sendiri setelah sebelumnya kementerian ini digabung dengan ekonomi kreatif (Parekraf). Sebelumnya pariwisata sempat digabung dengan kebudayaan. Buku ini disusun ketika pariwisata masih bersama dengan ekonomi kreatif. Sehingga dua nomenklatur (tourism dan creative industry) ini masih menjadi bagian judul buku ini.
Continue reading “Turisme dan Industri Kreatif Indonesia yang WOW”
Turisme Depok Masa Hindia-Belanda bagian 1
Bila kita mengingat Depok puluhan tahun silam, yang muncul di ingatan kita adalah sebuah kota yang tak terlalu ramai. Jalan menuju Depok dari Pasar Minggu serta jalan Margonda yang kita kenal pun sekarang masih belum seramai sekarang. Di kanan-kiri jalan masih terlihat pepohonan yang rimbun. Kemacetan yang ada pun hanya disebabkan pintu kereta, perlintasan rel. Memang sarana transportasi darat lain selain jalan raya adalah kereta listrik Jabodetabek yang sekarang disebut Commuterline. Sarana ini menjadi andalan bagi warga Depok yang bekerja, sekolah di Jakarta atau warga Jakarta yang hendak berkunjung ke Depok. Jalur lain adalah melalui jalan tol lewat jalan Juanda.
Continue reading “Turisme Depok Masa Hindia-Belanda bagian 1”
Mari ke timur
‘Nil novi sub sole’, ‘Tak ada yang baru di bawah mata hari’. Demikian lah adagium tua yang kerap kita dengar apabila terkait dengan orisinalitas. Hal ini tampaknya berlaku hampir untuk semua hal. Tak terkecuali untuk satu sektor yang kerap tidak ditangani secara serius. Sektor yang dimaksud ini adalah sektor turisme.
Fungsi Metodologi dan Teori dalam Ilmu Sejarah
Dalam penelitian sejarah, metode dan metodologi merupakan dua perangkat penting. Sartono Kartodirdjo (1992) mengungkapkan perbedaan antara metode dan metodologi. Metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan (how to know), sedangkan metodologi adalah ilmu tentang untuk tahu bagaimana harus mengetahui (to know how to know).
Continue reading “Fungsi Metodologi dan Teori dalam Ilmu Sejarah”
Turisme di Hindia-Belanda
VTV merupakan perhimpunan turisme pertama di Hindia-Belanda. Perhimpunan yang didirikan pada tahun 1908 ini menandai turisme modern sebagai industri di Hindia-Belanda yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelum dibentuknya VTV para pengunjung yang datang belum terorganisasi, kebanyakan mereka masih sendiri-sendiri (individu) dan tidak bertujuan untuk khusus berwisata, melainkan karena tugas dari pemerintah.
Psychotourism: Di sini waktu seolah terasa berhenti
Setelah pesawat tinggal landas dari Kuala Lumpur menuju Amsterdam, maka ritual berikutnya adalah menikmati film, musik, makanan atau tidur. Perjalanan selama kurang lebih empat belas jam dengan pesawat terasa melelahkan. Kondisi fisik yang memasuki kepala 4 memang tidak bisa ditipu. Akhirnya pesawat mendarat di Schiphol, Amsterdam.
Continue reading “Psychotourism: Di sini waktu seolah terasa berhenti”
Menikmati Aijer Blanda dan Nangke Lande
Apalah arti sebuah nama, demikian ungkapan dari seorang pujangga Inggris William Shakespeare. Namun, ungkapan tersebut seolah tak berarti jika kita membicarakan masalah berikut. Misalnya kata ayam. Jika kita gabungkan dengan kata bakar di belakangnya tentu akan berbeda dengan kata goreng. Apalagi jika kata ayam digabungkan dengan kata kampung dan ‘kampus’. Kata tersebut akan memiliki makna denotatif dan konotatif.
Gadis Afrika Penyelamat Raja Swedia
‘Kotoranmu, rezekiku’. Tulisan ini sempat saya baca di sebuah toilet umum di terminal ibu kota. Keberadaan toilet umum memang penting bagi mereka yang membutuhkan untuk membuang hajat mereka. Inilah latar awal dari buku The Girl Who Saved the King of Sweden karya Jonas Jonasson. Sebuah jamban umum di Soweto, kota kumuh di Afrika Selatan pada abad silam.