Menengok Lebaran Masa Lalu

Idulfitri atau lebaran sudah di ambang pintu. Para pemudik berangsur-angsur meninggalkan Jakarta menuju kampung halamannya masing-masing. Terminal, stasiun, bandara serta jalan-jalan di jalur utara dan selatan mulai dipadati para pemudik. Mereka yang tidak pulang kampung atau tak punya kampung dicandai dengan “menjaga” Jakarta. Sementara yang pulang kampung diminta untuk tidak mengajak orang ketika kembali ke Jakarta Continue reading “Menengok Lebaran Masa Lalu”

Kiprah Pendiri Bangsa Indonesia di Negeri Penjajah

Judul: Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950

Judul Asli : In het Land van de Overheerser: Indonesiër in Nederland 1600-1950

Penulis : Harry A. Poeze

Penerjemah : Hazil Tanzil, Koesalah Soebagyo Toer

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia dan KILTV-Jakarta , 2008

Tebal : x + 412 halaman

“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.” Demikian kalimat awal dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Hal yang menarik dalam kalimat itu adalah kata “bangsa Indonesia” dan “kemerdekaannya”. Siapa bangsa Indonesia yang dimaksud dan merdeka dari siapa?

Jawaban kedua pertanyaan itu kelihatannya mudah. Pertanyaan siapa bangsa Indonesia mungkin dijawab “ya kita ini” yang ketika Proklamasi diatasnamakan oleh Soekarno dan Hatta. Sedangkan pertanyaan kedua jawabannya adalah merdeka dari Jepang yang ketika itu baru kalah dari pasukan Sekutu. Bisa juga merdeka dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Continue reading “Kiprah Pendiri Bangsa Indonesia di Negeri Penjajah”

Orang Indonesia di Negeri Penjajah

Tanggal 17 Agustus 2008. Ketika itu orang-orang merayakan tujuh-belasan. Tak terkecuali ibu saya yang sejak tanggal 16 berlatih menyanyi lagu-lagu perjuangan. Akhir pekan ini kami sekeluarga memang menginap di rumah ibu saya. Satu batita, satu bayi dan satu koper besar untuk keperluan mereka kami boyong ke Pondok Gede. Continue reading “Orang Indonesia di Negeri Penjajah”