Dua Ribu Empat Belas pun harus berlalu. Begitulah, kita usia kita kian bertambah (bahkan berkurang jatahnya) dan seharusnya bertambah bijak.
Tahun 2014 ini penuh dengan dinamika dan makna. Pengalaman yang semakin bertambah membuat sadar bahwa hidup perlu dimaknai.
Ada beberapa hal yang (kembali) ditunda. Meskipun itu sebenarnya bukan kegagalan tetapi ada hal lain yang ternyata perlu didahulukan. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita tidak bisa mengatur segalanya.
Beberapa peristiwa mewarnai tahun 2014 ini. Penuh warna. Demikian halnya dengan kesempatan yang datang. Kesempatan itu harus diambil, dijalani dengan penuh tanggung jawab karena kesempatan tak akan datang dua kali kecuali jika sedang diare yang bisa berkali-kali.
Pertemuan dengan kawan-kawan baru menunjukkan kedinamisan tahun yang telah dilewati. Kehadiran mereka memperlihatkan bahwa ‘dunia tak selebar daun kelor’. Terima kasih karena telah berkenalan dengan Anda . Namun, untuk hal-hal tertentu sepertinya para pelakunya, dia lagi-dia lagi.
Perjalanan ke tempat baru dan bahkan lama kembali menambah pengalaman. Jika perlu dapat dituangkan dalam bentuk tulisan dan dinikmati oleh orang lain.
Tahun 2014 juga penuh dengan hingar-bingar politik. Beruntung, kami tak ‘terseret’ untuk ikut berhingar-bingar yang membuat lelah pikiran dan perasaan karena bisa-bisa sakitnya tuh di sana.
Beberapa artikel, baik yang dimuat dalam jurnal, kumpulan tulisan dan hasil penelitian telah dihasilkan pada tahun 2014. Hal ini perlu ditingkatkan kembali tahun depan.Tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas.
Beberapa rencana disusun untuk tahun depan. Menyelesaikan dan mempertahankan disertasi, menyiapkan artikel untuk jurnal nasional dan internasional, menulis buku (ada beberapa gagasan), beberapa proyek. Semuanya butuh strategi tidak sekedar Mimpi, Yakin, Syukur, Pasrah, dan Doa.
foto: Pak Aselih Asmawi