Perhelatan Piala Dunia Sepak Bola 2022 di Qatar sudah tidak menarik lagi bagi saya. Piala Dunia terakhir yang saya ikuti dengan semangat, mungkin Piala Dunia tahun 2010. Ketika itu kesebelasan Belanda masuk ke babak final namun gagal menjadi juara setelah dikalahkan Spanyol 0-1. Andries Iniesta mencetak gol, empat menit sebelum babak perpanjangan waktu usai (menit ke-116). Ini menjadi gol terlama yang dicetak pada babak final piala dunia.
Continue reading “Piala Dunia Sepak Bola”
Category: Tokoh
Mengenang Mona Lohanda
“Selamat Tahun Baru 2021! Semoga tetap sehat dan sukses. Salam, monalohanda.” Demikian balasan yang saya terima melalui surat elektronik tertanggal 28 Desember 2020 dari Ibu Mona Lohanda. Ketika itu saya mengirim hasil deskripsi Tijdschrift koleksi Museum Nasional yang saya kerjakan selama beberapa bulan. Bu Mona menjadi editor hasil deskripsi. Tanggal 16 Januari 2021 saya menerima kabar duka. Ibu Mona wafat.
Continue reading “Mengenang Mona Lohanda”
Kisah Saidjah-Adinda untuk Pariwisata
Tahun 2019 lalu saya mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan simposium dalam rangka Festival Seni Multatuli di Rangkasbitung, Lebak. Hasil dari simposium tersebut berupa artikel dengan judul ‘Max Havelaar Milenial di Indonesia dan Belanda’. Tahun 2021 ini saya kembali mendapatkan kesempatan ikut berpartisipasi. Meskipun dilakukan secara daring setidaknya kesempatan berharga ini jangan sampai terlewatkan. Apalagi tema yang ditawarkan sesuai dengan minat saya yaitu pariwisata. Tahun ini saya menyampaikan artikel berjudul ‘Kisah Saidjah-Adinda untuk Pariwisata’. Berikut abstraknya:
Continue reading “Kisah Saidjah-Adinda untuk Pariwisata”
Saya Bangga, Saya Indonesia
Al-ḥamdu l-illāhi rabbi l-ʿālamīn saya mengucap lirih. Kebahagiaan dan kesedihan sejatinya adalah karunia Allah. Siang itu, 23 Agustus 2021 artikel opini saya meraih juara pertama dalam Lomba Penulisan Opini 76 Tahun Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Lomba tersebut diselenggarakan oleh Perpusnas Press.
Continue reading “Saya Bangga, Saya Indonesia”
Mission (im)possible Accomplished
Sebuah email tertanggal 21 Februari 2019 masuk ke kotak surat saya dengan subyek Minta Tolong. Pengirimnya adalah M.C. Ricklefs. Ya, pengirim surat elektronik tersebut adalah Profesor Merle Calvin Ricklefs, sejarawan asal Australia. Sejenak saya tertegun. Ada persoalan apa salah seorang sejarawan besar menghubungi saya. Lalu saya mulai membaca surat beliau yang lumayan panjang dan dibuat dalam bahasa Indonesia yang baik.
Continue reading “Mission (im)possible Accomplished”
‘November rain’
“Walaupun topik sejarah pariwisata di Bali tahun 1900 sampai 1930-an sudah biasa ditemukan dalam buku-buku para pakar seperti Michel Picard, sejarah pariwisata keseluruhan Indonesia masih merupakan ladang baru. Kita sangat berterima kasih pada Achmad Sunjayadi untuk membuka ladang yang luas ini.” Demikian tulis Prof. Adrian Vickers dari Sydney University dalam kata pengantar untuk buku Pariwisata di Hindia-Belanda 1891-1942. Buku ini diangkat dari disertasi yang saya pertahankan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada bulan Juli 2019 silam.
Continue reading “‘November rain’”
Kartini dan Seni Batik
Sehelai foto memuat gambar tiga perempuan Jawa berkebaya sedang duduk membatik. Perempuan yang berada pada posisi kiri tampak tekun menorehkan canting di kain. Dia adalah Kartini. Dua perempuan lain adalah adik-adiknya, Roekmini dan Kardinah.
Continue reading “Kartini dan Seni Batik”
Literasi Kartini: Apa yang ditulis akan abadi
Verba Volant, Scripta Manent. Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Demikian makna ungkapan bahasa Latin ini. Ungkapan dalam bahasa Latin tersebut sesuai dengan kiprah R.A.Kartini yang menghasilkan sejumlah karya tulis. Jejak karya beliau masih dapat kita baca hingga hari ini. Dari kumpulan surat hingga beberapa karangan beliau. Baik yang dipublikasikan, maupun tidak. Jejak tersebut akan abadi dan tak akan terhapus oleh waktu karena scripta manent.
Continue reading “Literasi Kartini: Apa yang ditulis akan abadi”
MAKNYUSS!
KISAH PARA PEREMPUAN BELANDA PENDUKUNG REPUBLIK
Judul: Tanah Air Baru, Indonesia
Judul asli: Enkele Reis Indonesië. Vier Amsterdamse vrouwen in hun nieuwe vaderland
Penulis: Hilde Janssen
Penerjemah: Meggy Soedjatmiko
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan: I, 2016
Tebal: 360 halaman
ISBN: 978-602-03-3541-4
Harga: Rp. 89.000
Berawal dari sehelai foto yang dibeli Hilde Janssen pada pameran peringatan 65 tahun Republik Indonesia tahun 2010 di Jakarta. Dalam foto itu memuat gambar dua perempuan kulit putih berambut pirang yang sedang menjulurkan badan di atas kereta api. Di bagian bawah foto terdapat keterangan bertuliskan: ‘Wanita-wanita Belanda dalam perjalanan menuju Republik, 1947’.
Beragam pertanyaan muncul di benak Hilde Janssen dan mungkin kita ketika melihat foto tersebut. Mengapa mereka menuju wilayah Republik? Siapa sebenarnya kedua perempuan Belanda itu? Apa yang mereka lakukan di wilayah Republik ketika orang-orang Belanda justru meninggalkan wilayah Republik? Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Continue reading “KISAH PARA PEREMPUAN BELANDA PENDUKUNG REPUBLIK”