Almarhum pakde saya adalah seorang pecinta hewan. Salah satunya ayam jago yang pada pagi hari suaranya mampu membangunkan saya dari mimpi indah. Ayam jago yang berjenis bangkok itu mendapat perlakuan istimewa. Mulai dari kandang yang selalu diperhatikan kebersihannya, makanan, vitamin yang selalu dijaga hingga belaian penuh kasih dan mungkin rasa sayang.
Setiap minggu ayam bangkok itu dimandikan. Tentunya bukan seperti memandikan motor Honda tunggangannya, ke tempat dia bekerja setiap hari di sebuah pabrik di bilangan utara Jakarta. Ayam itu disiraminya dengan air dari tangan sambil diusap secara perlahan.
Lain dengan Almarhum ayah. Suatu ketika beliau membawa ayam jago hitam legam yang dikenal dengan ayam Cemani. Sekujur tubuhnya, mulai dari bulu, jengger, kaki, hingga daging dan tulangnya berwarna hitam. Konon ayam ini berharga mahal (hingga puluhan juta) dan kerap dipakai untuk ritual tertentu. Mungkin almarhum ayah saya mengetahui betapa mahalnya jenis ayam itu sehingga berniat memeliharanya. Lain waktu beliau membawa ayam yang berbulu keriting, jantan dan betina. Ibu saya menyebutnya ayam bulu walik. Beberapa teman adik saya yang berkunjung ke rumah sering tertawa dan berseloroh ayam keriting itu cocok dipelihara keluarga kami lantaran kami semua nyaris berambut keriting. Continue reading “Kisah Ayam”