Konsep Turisme (Versi Awal)

trsmBeberapa waktu terakhir saya berkutat dengan konsep terkait penelitian saya. Berbagai literatur saya baca dan telusuri. Ditambah lagi komentar dan saran dari Prof. Noerhadi Magetsari (Pak Nanung) dalam seminar hasil penelitian bulan Desember 2014 silam. Alhasil ini semakin menggugah saya untuk mematangkan konsep sebelum disajikan dalam bentuk laporan.

Konsep yang dimaksud adalah konsep turisme. Tentunya, jika kita ditanya apa itu turisme, dapat dipastikan kegiatan yang berkaitan dengan jalan-jalan, hura-hura, bersenang-senang, plesiran dan sejenisnya. Baiklah, jika dikaitkan dengan jalan-jalan dan hura-hura atau bersenang-senang. Itu dari sudut pandang turisnya. Lantas bagaimana dari sudut pandang mereka yang bekerja dalam sektor turisme (perhotelan, transportasi, asuransi, dll)? Apakah itu dianggap kegiatan bersenang-senang?

Sebagai orang awam, saya berpikir konsep turisme ini dikaitkan juga dengan turis. Sederhananya adalah turisme itu kegiatan dan turis adalah pelakunya. Ternyata, setelah membuka berbagai literatur dan membandingkannya, konsep turisme ini tak sesederhana yang kita bayangkan (mungkin ini pula maksudnya mengikuti program doktor, mengilmiahkan yang sederhana lalu membuatnya supaya dimengerti oleh awam dengan bahasa yang sederhana).

Berikut definisi turisme yang diambil dari World Tourism Organization. Tourism is activity of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business or any other purpose. Sementara itu, tourist is anyone who spends at least one night away from home, no matter what the purpose.

Ada kata-kata penting dalam definisi tersebut yaitu travelling (perjalanan), outside their home (di luar tempat tinggalnya), not more than one year (tidak lebih dari satu tahun), purpose (tujuan). Perjalanan mengandung makna mobilitas, perpindahan. Turisme di sini berkaitan dengan mobilitas, pergerakan, perpindahan, dinamika. Dari suatu tempat ke tempat lainnya. R.G. Soekadijo dalam Anatomi Pariwisata. Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage (1996) menyebutkan pariwisata dapat dianalisis sebagai suatu mobilitas spasial karena pada hakikatnya pariwisata adalah masalah perpindahan tempat, dari tempat asal turis ke tempat tujuan turisme/objek turisme (hal.22)

Namun, di sini perlu diberi batasan dan syarat untuk membedakan turisme dengan imigrasi, atau orang yang pergi bekerja. Maka batasan waktu diberikan. Jika perginya selama setahun lebih, tentu bukan dianggap turisme melainkan ber-ke-la-na. Demikian halnya jika waktunya kurang dari sehari, itu disebut ekskursi. Turis yang terburu-buru dan tergesa-gesa ini kelak dapat dikategorikan dalam bentuk mass tourism. Berupaya ingin banyak yang dilihat dalam waktu singkat.

Berikutnya dalam Geography of travel and tourism (2003) Llyod E. Hudman dan Richard H. Jackson (eds) menyebutkan ada tiga elemen umum dalam turisme yaitu:

  1. Movement of people between two or more places (origin and destination)
  2. Lenght of time of movement (temporary)
  3. Purpose

Jadi, konsep turisme itu menurut buku ini ‘… does not include normal activities of work and play, such as daily or weekly journeys to work’ (hal.23)

Ada beberapa kata kunci yang mengikuti tourism (selain tourist), yaitu leisure, travelling, traveller, recreation (nanti kita bahas).  Apabila kita membahas konsep-konsep ini, sudut pandang berbagai ilmu dapat digunakan. Misalnya ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, lingkungan, kesehatan, linguistik, budaya.

Di sini saya ingin menggunakan ilmu sejarah untuk membahas turisme. Berarti apakah itu hanya sekedar cerita atau narasi?  Tunggu dulu, sebenarnya tidak juga. Justru di sini ‘rumit’nya. Sebagai contoh apa jawabannya jika kita diajukan pertanyaan kapan kita menggunakan konsep turisme dan turis ini? Lalu mengapa digunakan istilah itu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini diperlukan argumen dan alasan yang kuat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *