Rencanakan dan Lakukan

Artikel saya pada awal tahun 2012 ini berhubungan dengan waktu. Sebenarnya saya sudah memikirkannya setiap pagi, dalam perjalanan menuju kantor.Waktu yang terus bergulir, berjalan dan tak mungkin kita hentikan. Meskipun dari fiksi, kita bisa melihat beberapa film yang memainkan waktu. Menghentikannya, memajukan atau memundurkannya.

Saya pun terinspirasi dari tulisan sahabat saya, M.Noer yang mengirimkan ucapat selamat tahun baru 2012. Dalam salah satu artikel dalam emailnya dia mengingatkan saya mengenai waktu ini.

http://www.muhammadnoer.com/2011/04/menciptakan-waktu/

Seringkali atau bahkan selalu kita mengabaikan waktu yang tidak bisa diputar kembali. Saya teringat kenangan semasa kecil. Usai belajar mengaji kami dengan lantang membacakan ayat-ayat dari Surah Al -Ashr.  Surat pendek yang tidak sampai tiga menit kita membacanya. Namun, maknanya sangat panjang dan dalam.

Pun saya teringat dengan sebuah film berjudul ‘The Curious Case of Benjamin Button” (2009) yang saya tonton dalam perjalanan menuju Eropa beberapa tahun silam. Salah satu pemainnya adalah Brad Pitt. Konon setelah memerankan tokoh Benjamin Button, Pitt menemukan cara pandang hidup yang baru. Dia lebih menghargai hari-hari dalam kehidupannya.

Brad Pitt berperan sebagai Benjamin Button yang lahir pada 1860. Tidak seperti bayi yang normal. Bayi Benjamin terlahir dalam kondisi renta bak orang tua.  Benjamin mengalami pembalikan proses penuaan. Orang-orang yang normal, mereka akan tumbuh, berkembang dan menjadi tua. Justru yang terjadi pada Benjamin sebaliknya. Semakin bertambah usianya, dia semakin muda dan bahkan menjadi bayi. Film ini diadaptasi dari sebuah cerita pendek karya F.Scott Fitzgerald dengan judul yang sama.

Meski kelihatannya mustahil, tapi saya tertarik pada konsep waktu dalam film ini. Seperti layaknya jam yang berputar mundur. Memang dalam salah satu adegan awal film digambarkan cerita tentang seorang pembuat jam yang biasa dipanggil Mr. Cake. Dia ditugaskan untuk membuat sebuah jam di stasiun kereta New Orleans. Setelah mendengar berita kematian anaknya di medan perang, siang-malam dia bekerja keras menyelesaikan jam tersebut. Dia sengaja merancang sebuah jam yang berjalan mundur. Dia berharap sang waktu akan membawa kembali orang-orang yang meninggal dalam perang.

Lantas apa menariknya konsep waktu tersebut? Dalam kehidupan nyata, bukankah kita memang terlahir dalam kondisi tak berdaya dan jika kita berumur panjang dan menjadi tua, kita pun kembali dalam kondisi tak berdaya. Seperti halnya bayi yang baru lahir memerlukan bantuan orang lain.

Berkaitan dengan kondisi kita sekarang, seringkali kita mengabaikan waktu, melewatkannya begitu saja tanpa dapat mengisinya dengan hal berharga. Seringkali kita memiliki banyak rencana, tetapi dengan alasan tak ada waktu, rencana-rencana yang sebenarnya dapat kita mewujudkan menguap begitu saja.

Padahal, jika kita mencoba merenung (meminjam ungkapan M.Noer), kita sebenarnya bisa ‘menciptakan waktu’, menciptakan waktu untuk melakukan apa saja (yang bermanfaat tentunya) yang seharusnya kita lakukan. Banyak waktu yang sebenarnya efektif menjadi sia-sia.

Saya melihat beberapa rencana yang telah berhasil saya kerjakan pada tahun 2011 yang baru saja dilewati. Bahkan ada yang diluar rencana. Selebihnya masih banyak rencana yang belum terselesaikan. Masalahnya adalah pengelolaan waktu yang ceroboh. Ini yang harus diperbaiki.

Satu hal yang perlu saya dan Anda harus lakukan: rencanakan dan lakukan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *