Kembali Beraksi

Menjelang akhir tahun 2021. Omnicron, varian baru virus Corona ditemukan. Setelah beberapa saat kita sedikit memperoleh kelegaan ternyata kita tetap tidak boleh lengah. Walaupun sepertinya orang sudah mulai merasa bosan dan seolah melupakan bahwa bahaya masih mengancam. Kita tetap harus waspada.

Akhir tahun ditandai dengan berbagai kesibukan. Semua seolah-olah bergerak dan berkegiatan. Kata kuncinya: harus terserap, khusus bagi mereka yang paham, pasti sudah tidak asing lagi. Belum lagi berbagai kegiatan yang memerlukan ‘kehadiran’ kita.

Menjelang akhir tahun ini saya mendapat tantangan untuk ‘kembali’ menulis secara populer. Mungkin terakhir kali saya melakukan hal tersebut, sekitar lima tahun silam. Kali ini saya mendapat kehormatan menulis tentang fotografi dan sejarah di Kompas. Id. Kebetulan, saya sangat menyukai dua hal tersebut. Hal ini tentu sangat membantu. Sesekali saya masukkan tema minat penelitian saya yaitu pariwisata.

Satu hal yang harus kembali saya pikirkan dalam menulis secara populer adalah membuat lead tulisan dan judul yang menarik. Saya pun harus kembali belajar. Tentunya dalam penulisan ini juga disertai riset seperti halnya ketika saya membuat tulisan ilmiah.

Akhir bulan Oktober dan minggu ke-empat bulan November, tulisan-tulisan populer tersebut dipublikasikan di Kompas. Id. Dalam kesempatan ini, saya mengajak putra sulung saya untuk ikut berkontribusi, sekaligus belajar bekerja. Ia yang mengambil gambar saya untuk foto profil. Hasil karyanya ikut dimuat dan dari hasil jerih payahnya ia mendapatkan ‘bayaran’ khusus dari saya.

Berikut lead tulisan untuk artikel yang berjudul ‘Mengekalkan Obyek Pemandangan dalam Fotografi Perjalanan’ yang dimuat pada 29 Oktober 2021.
‘Fotografi dan perjalanan. Dua hal yang tampaknya tidak dapat dipisahkan. Sejak ditemukannya suatu alat yang dapat merekam dan mengabadikan kenangan dalam bentuk dua dimensi yang disebut kamera, orang dapat dengan mudah menyimpan kenangan mereka. Kamera pun mengalami evolusi dan revolusi. Mulai dari kamera yang menggunakan pelat kering, pelat basah, gulungan-gulungan film hingga, menggunakan kartu memori. Untuk alat yang terakhir ini, kenangan dapat tersimpan begitu banyak sehingga kita pun mungkin lupa jika kita pernah membuat kenangan tersebut.’
Artikel ini dapat dibaca di sini:
https://www.kompas.id/baca/foto/2021/10/29/mengekalkan-objek-pemandangan-dalam-fotografi-perjalanan

Lalu lead tulisan untuk artikel yang berjudul ‘Jean Demmeni, Juru Foto yang Nyaris Terlupakan’ yang dimuat pada 26 November 2021
‘Ketika kita melihat sebuah foto, hal pertama yang pasti kita lihat adalah obyek yang berada dalam foto tersebut. Entah itu berupa obyek manusia, pemandangan, flora, fauna, maupun bangunan. Jika obyek yang ada dalam foto itu berupa sosok manusia, apalagi jika sosok manusia tersebut adalah sosok yang kita kenal, maka sosok di belakang kamera alias juru foto bisa jadi akan terabaikan.’

Artikel lengkapnya dapat dibaca di sini:https://www.kompas.id/baca/foto/2021/11/26/jean-demmeni-juru-foto-yang-nyaris-terlupakan

Pengalaman ini memberikan saya banyak gagasan. Mudah-mudahan dimudahkan untuk mewujudkannya.

Foto: Pria Dayak di Borneo dengan mandau karya Jean Demmeni, In Centraal Borneo I, 1900

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *