“Walaupun topik sejarah pariwisata di Bali tahun 1900 sampai 1930-an sudah biasa ditemukan dalam buku-buku para pakar seperti Michel Picard, sejarah pariwisata keseluruhan Indonesia masih merupakan ladang baru. Kita sangat berterima kasih pada Achmad Sunjayadi untuk membuka ladang yang luas ini.” Demikian tulis Prof. Adrian Vickers dari Sydney University dalam kata pengantar untuk buku Pariwisata di Hindia-Belanda 1891-1942. Buku ini diangkat dari disertasi yang saya pertahankan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada bulan Juli 2019 silam.
Continue reading “‘November rain’”
Sibuk….Sibuk…Sibuk
Bulan Oktober 2019 kembali diisi dengan beberapa kegiatan baik akademik dan non akademik. Untuk kegiatan ‘fulitik’, masyarakat Indonesia menyaksikan pelantikan presiden dan wakil presiden serta pengumuman para menteri di kabinet untuk periode 2019-2024. ‘Kejutan’ juga mewarnai pengumuman nama-nama para menteri dalam kabinet. Seharusnya ‘kejutan’ itu tidak perlu membuah gundah ‘gundala’, mengingat di era milenial yang penuh disrupsi segala hal dapat saja terjadi.
Untuk kegiatan akademik seperti biasa kegiatan mengajar baik di Depok, maupun di Salemba. Demikian halnya dengan persiapan penulisan book chapter hasil konferensi internasional bulan Juli lalu. Hasil review dari editor harus segera ditindaklanjuti untuk tahap berikut. Kegiatan lain adalah proses persiapan draf naskah buku dengan EFEO yang diharapkan akhir tahun ini segera terbit. Mulai dari urusan penyuntingan, revisi, sampai penentuan sampul menjadi bagian dari proses tersebut. Proses yang harus dinikmati.
Kabar baik lain adalah salah satu naskah artikel sebagai hasil hibah riset klaster fakultas sudah masuk ke dalam jurnal fakultas. Artikel lainnya akan disajikan dalam konferensi internasional bulan November dan artikel interdisiplin sedang digarap dan mudah-mudahan dapat selesai tepat waktu. Pada bulan ini laporan akhir untuk hibah riset klaster sedang dipersiapkan.
Pada awal bulan Oktober ini saya diminta mengisi acara seminar Studi Klub Sejarah Mahasiswa Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia untuk membahas pengaruh kuliner Belanda di Nusantara. Acara ini merupakan rangkaian acara History Fair 2019. Permintaan mereka sudah saya terima sejak bulan lalu. Kali ini saya kembali satu panggung dengan Kang Fadly Rahman dari Unpad, penulis buku Jejak Rasa Nusantara dan Rijsttafel. Sebelumnya, kami satu panel dalam acara Simposium Membaca Ulang Max Havelaar di Rangkasbitung bulan September lalu. Dalam kesempatan seminar ini selain tampil bersama Kang Fadly, juga dengan Ibu Dilah Kencono dari Program Studi Cina. Diskusi yang ‘lezat’ berjalan dengan lancar. Saya menjadi pembicara pertama, disusul Ibu Dilah, dan terakhir Kang Fadly. Beberapa pertanyaan menarik dari para peserta mengemuka setelah ‘hidangan’ dan ‘sajian’ para pembicara. Apalagi di antara peserta mahasiswa terdapat murid-murid SMA yang juga mengajukan pertanyaan. Hal ini menjadi penanda harapan yang baik untuk pengembangan ilmu sejarah di masa depan yang konon para pegiatnya berjalan di ‘jalan sunyi’.
Pada bulan ini juga saya terpilih menjadi peserta International Forum for Advancement of Culture (IFAC) 2019 setelah mengajukan abstrak untuk sub tema ‘Sharing History, Safeguarding Cultural Diversity’ dari beberapa sub tema yang ditentukan oleh panitia. Sub tema lainnya adalah Harnesing Big Data, Fostering Cultural Practices, Festival as Method: A Network for Action, Bringing the People Back in: A Case for Popular Policy-Making in Culture, Culture-Based Economy in the Era of Industrial Revolution 4.0, Well-Being for All: Towards A Universal Basic Right to Happiness. Acara IFAC 2019 berlangsung di Hotel Fairmount, Jakarta pada tanggal 10-13 Oktober 2019. Para kontributor acara tersebut antara lain Hilmar Farid, Harry Waluyo, Daud Aris Tanudirjo, Alisan Heritage, Idham Setiadi, Basuki Antariksa, Budiman Sudjatmiko.
Kesempatan mengikuti konferensi internasional untuk mengisi catu daya pikiran dan membuat ‘bahagia’, saya gunakan dalam acara yang merupakan bagian dari Pekan Kebudayaan Nasional 2019. Beberapa hal menarik saya peroleh dalam acara tersebut, antara lain makan bajamba yang diselenggarakan oleh Komunitas Jalansutra. Makan bajamba adalah tradisi makan bersama dari Minangkabau dengan cara duduk di lantai dan menikmati hidangan bersama-sama. Hidangan yang tidak pernah kita temui di rumah makan Padang tersaji. Hal lain adalah pengalaman mengikuti acara seremoni penutupan Pekan Kebudayaan Nasional yang disajikan ala milenial. Pertemuan dengan teman-teman baru dari berbagai daerah dan luar negeri dalam acara tersebut membuka wawasan sekaligus menambah gagasan hal-hal yang dapat digarap tahun mendatang. Semoga.
Rangkasbitung 2019
Agustus Serius
Bulan Juli hingga pertengahan bulan Agustus lalu merupakan bulan penuh kesibukan. Tidak hanya berkaitan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha dan Proklamasi 17 Agustus tetapi juga berbagai kesibukan lain. Kesibukan akademik dan non akademik.
Continue reading “Agustus Serius”
Plesiran Tempo Doeloe (lagi)
Tanggal 23 Juni 2019 saya kembali terlibat dalam kegiatan Sahabat Museum yang kali ini bekerjasama dengan Museum Sejarah Jakarta dengan tema Kisah Perjalanan 400 Tahun Batavia-Jakarta. Acara tersebut dibagi selama dua hari. Pada hari pertama tanggal 22 Juni 2019 dengan tema Soenda Calapa, Jacatra, Batavia. Hari kedua tanggal 23 Juni 2019 dengan tema Batavia, Djakarta, Jakarta.
Continue reading “Plesiran Tempo Doeloe (lagi)”
Selamat Jalan, Bu Frances (1950-2019)!
Sebuah kabar duka di bulan Juni. Frances Gouda wafat. Berita tersebut saya peroleh dari timeline Facebook milik Prof. Hans Pols penulis buku Nurturing Indonesia: Medicine and Decolonisation in the Dutch Indonesia (2018) – Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia (2018). Sontak kenangan saya 12 tahun silam dengan Prof. Gouda muncul.
Continue reading “Selamat Jalan, Bu Frances (1950-2019)!”
Konser Metallica, Pertunjukan Angklung Garut, dan Balinisasi
Seperti tahun lalu, tahun 2019 ini kembali Universitas Indonesia memberikan dana hibah penelitian. Berbeda dengan tahun 2018 lalu, nama hibah untuk rumpun ilmu sosial dan humaniora adalah PITMA B. PITMA merupakan singkatan dari Publikasi Internasional Terindeks Mahasiswa Magister.
Continue reading “Konser Metallica, Pertunjukan Angklung Garut, dan Balinisasi”
Kartini dan Seni Batik
Sehelai foto memuat gambar tiga perempuan Jawa berkebaya sedang duduk membatik. Perempuan yang berada pada posisi kiri tampak tekun menorehkan canting di kain. Dia adalah Kartini. Dua perempuan lain adalah adik-adiknya, Roekmini dan Kardinah.
Continue reading “Kartini dan Seni Batik”
Wisata Mata, Wisata dalam Gambar
‘….seindah warna aslinya’. Ini adalah potongan dari iklan sebuah produk film kamera analog yang kerap muncul di TVRI, satu-satunya stasiun televisi di negeri tercinta ini. Maksudnya adalah foto yang dihasilkan oleh film tersebut diklaim memiliki warna seindah situasi aslinya. Apakah memang benar demikian, tentunya tergantung pada banyak hal.
Continue reading “Wisata Mata, Wisata dalam Gambar”
‘Vlieg Er’s uit’: Turisme di Belanda pada Masa Pendudukan Jerman
Perang dan kegiatan turisme merupakan dua hal yang tampaknya tidak dapat disatukan. Faktor keamanan dan kenyamanan yang merupakan faktor penting dalam kegiatan turisme, tidak dapat dipenuhi dalam kondisi perang. Kondisi damai merupakan kondisi ideal untuk kegiatan turisme. Hal lain adalah perang dapat mempengaruhi kegiatan turisme di suatu wilayah yang berada dalam kondisi perang. Kegiatan turisme di wilayah dalam kondisi perang tersebut dapat terganggu hingga berhenti sama sekali. Namun, dalam praktiknya kegiatan turisme di suatu wilayah dalam kondisi perang tidak berhenti begitu saja. Kegiatan turisme ternyata masih ada walau dengan bentuk dan pelaku yang mungkin berbeda.
Continue reading “‘Vlieg Er’s uit’: Turisme di Belanda pada Masa Pendudukan Jerman”

